Bhakti Sosial Terpadu (BST) DESA LUWORO KEC. PILANGKENCENG

Giat Bhakti Sosial Terpadu (BST) yang rutin dilaksanakan Pemkab madiun kali ini dilaksanakan di Desa Luworo kecamatan pilangkeceng, kamis sampai dengan jum’at 7 s/d 8 nov 2019.

Bupati dan wakil bupati beserta rombongan pimpinan OPD se-kabupaten Madiun hadir dalam giat BST. Kedatanganya di sambut oleh masyarakat desa luworo beserta seluruh perangkat desa. Kepala desa mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada bupati dan rombongan opd yang berkenan hadir pada acara BST.

BST merupakan program Pemkab Madiun yang rutin digelar di desa-desa yang ada di Wilayah Kabupaten Madiun,di tujukan untuk melakukan evaluasi agar lebih manfaat bagi masyarakat. Selain itu, bertujuan untuk memelihara kegotong royongan dan semangat warga desa setempat “Perkembangan ekonomi lebih maju layaknya di kota-kota namun dengan akhlak tetap seperti kehidupan di desa,” ungkap bupati madiun H. Ahmad Dawami.
Luworo merupakan desa paling ujung Kabupaten Madiun yang berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan Bojonegoro, dengan modal kebersamaan akan mewujudkan pembangunan sehingga tidak ada satupun desa di Kabupaten Madiun yang tertinggal dalam pembangunan. Karena pada dasarnya pemerintah tidak dapat melaksanakan pembangunan sendiri, perlu adanya kebersamaan, kerukunan dan kerja sama yang baik dari masyarakat dan birokrasi.
Bupati pada kesempatan disarasehan mengatakan, agar kesempatan yang baik ini dimanfaatkan untuk memberikan saran, kritik dan lain sebagainya, karena ini untuk kebaikan kita semua serta pembangunan di desa luworo dan kabupaten madiun.
tepat pada Jumat (8/11) jajaran OPD Pemkab Madiun turun untuk melihat langsung kondisi lapangan mulai dari permasalahan yang harus secepatnya diselesaikan hingga berbagai inovasi yang dimungkinkan bisa menjadi potensi di wilayah Desa Luworo.

“Permasalahan yang menjadi skala prioritas akan di rundingkan setelah pengamatan lapangan selesai. Tidak hanya pembangunan infrastruktur yang menjadi skala prioritasnya tapi juga pembangunan manusia yang harus diberdayakan untuk mencapai visi berakhlak,” paparnya.

Untuk pemberdayaan masyarakat diambil dengan cara pengentasan kemiskinan, disampaikan terkait penanggulangan kemiskinan sendiri ada tiga yakni program yang berbasis pemberian, program yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan program yang berbasis pemberdayaan ekonomi.

“Pemberdayaan masyarakat sifatnya kelompok, jadi kita beri pemantik bagaimana mainset masyarakat bisa mandiri dalam segala hal yang bisa di berdayakan disini” ujarnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Madiun ini tak hanya menerima masukan dan saran, bahkan  melakukan pengecekan sumber air yang ada di Hutan Luworo, Ahmad Dawami menambahkan disana ada potensi pemanfaatan untuk pengairan sawah namun terkait biaya yang digunakan sebagai pembanding adalah penggunaan sumur sibel. Namun berbeda dengan sibel, jika sumber air ini dapat dimanfaatkan juga akanlebih berpotensi sebagai destinasi wisata.

Disisi lain jika ditarik jaringan dari sumber air tersebut dengan biaya sama dengan sibel akan lebih memiliki efek sosial berupa adanya hutan lindung yang mudah dijangkau masyarakat sekaligus dapat dijadikan destinasi wisata.

“Diwilayah Kabupaten Madiun bagian Utara terdapat ibukota kabupaten yaitu Caruban, investasi akan lebih banyak dengan harapan bisa mengangkat Desa Luworo dari sisi ekonomi, harapannya Luworo bisa cepat maju menjadi lebih baik dari sebelumnya,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 × three =