BUPATI: “SETIAP UPACARA KESAKTIAN PANCASILA INI, TENTU ADA PESAN AGAR GENERASI MEMAHAMI SEJARAH”

Setiap 1 Oktober sudah menjadi tradisi di Kabupaten Madiun, bahwa Upacara Hari Kesaktian Pancasila selalu dilaksanakan di Monumen Kresek, Kecamatan Wungu. Namun pelaksanaannya kali ini berbeda jika dibanding tahun sebelumnya, karena digelar secara virtual dengan Inspektur Upacara Presiden Joko Widodo dari Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Jumat (1/10).

Ditemui wartawan seusai upacara, Bupati Madiun mengaku jika image PKI di Madiun tentu belum tuntas. Namun demikian, lambat laun sudah mulai bergeser ke arah yang lebih baik dengan upaya yang dilakukan Pemerintah, misalnya dengan icon Kampung Pesilat dan inovasi yang dilakukan mulai tingkat Kabupaten sampai Desa. “Ddengan kegiatan Hari Santri di Kabupaten Madiun yang diperingati setiap 22 Oktober sudah tidak ada yang menjadi sumber lahirnya ideologi terlarang (PKI) di Kabupaten Madiun,” ujarnya.

Ditekankan Bupati, dalam setiap upacara ini tentu ada pesan untuk generasi agar mereka memahami sejarah yang terjadi di negara ini agar tidak sampai terulang lagi. Seperti disampaikan sejarah, kejadian ‘berdarah’ di Madiun berlangsung cuma 12 hari, namun sampai hari ini masih dirasakan stigma kurang baik itu.

“Kita (masyarakat Madiun) bukan bagian PKI karena kami yang pertama kali melawan PKI. Kita adalah Kampung Pesilat. Ketika kita bicara hari Kesaktian Pancasila, itu bicara nasionalisme, khususnya di Madiun memang punya nilai tersendiri karena pusat aksi PKI di Madiun sini,” tegasnya.

Meski terbilang sederhana, upacara berlangsung khidmat dengan penerapan prokes yang ketat.