Desa Kepel Wakili Kabupaten Madiun dalam Lomba Pelaksana Terbaik Gotong Royong, Tim Penilai Provinsi Jatim Lakukan Klarifikasi Lapang

Setelah melakukan penilaian presentasi, Tim Penilai Lapang Pelaksana Terbaik Gotong Royong Provinsi Jawa Timur melanjutkan klarifikasi lapang di Desa Kepel Kecamatan Kare, Kamis (4/8). Sebelumnya, Desa Kepel dinobatkan sebagai juara 1 di tingkat Kabupaten Madiun. Tim Penilai yang dipimpin Tri Yuwono tersebut diantar langsung oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawami dan Wakil Bupati H. Hari Wuryanto ke Desa Kepel.

“Desa Kepel selalu memupuk kegotong-royongan dan ini lah representasi masyarakat Kabupaten Madiun. Hampir seluruh masyarakat Kabupaten Madiun masih mengedepankan gotong-royong dan ini sangat penting sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan”, ujar Bupati mengapresiasi. Dirinya mengaku, Desa Kepel sangat menonjol dalam sisi kemasyarakatan, ekonomi, sosial, maupun keagamaannya.

Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing tersebut berharap kegiatan ini benar-benar bisa memupuk rasa gotong royong di Desa Kepel maupun desa lainnya di Kabupaten Madiun. “Sebagaimana spanduk yang tertulis ‘Jangan Tanya Gotong Royong pada Kami karena Gotong Royong Mengalir dalam Darah dan Jiwa Kami’,” ucapnya sambil menunjuk ke arah spanduk yang ditulis masyarakat setempat.

Menurut penjelasan Ketua Tim Penilai Lapang, Tri Yuwono, terdapat 4 desa dan 4 kelurahan di Jawa Timur yang dinilai dalam Lomba Pelaksana Terbaik Gotong Royong ini. Desa Kepel merupakan desa ketiga yang dinilai dan 10 Agustus 2022 mendatang, tim yang dipimpinnya akan melaksanakan penilaian di Kabupaten Jember. “Setelah itu akan diputuskan siapa yang akan menjadi juaranya”, jelasnya.

Tri Yuwono berharap lomba ini dapat menjadi upaya dalam rangka melestarikan sekaligus memupuk semangat gotong royong di tengah masyarakat. Bagaimanapun, lanjutnya, gotong royong adalah nilai budaya yang sudah turun temurun dan terbukti bisa mencipatakan harmonisasi.

Di sisi lain, Kepala Desa Kepel, Sungkono, menjabarkan tips kesuksesan Desa yang dipimpinnya ini. “Agar gotong royong tetap lestari, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Desa harus dijaga. Ketika masyarakat turut dilibatkan dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan, mereka dapat mengetahui serta mengikuti setiap proses, sehingga partisipasinya meningkat”, jelasnya.

Empat aspek yang dinilai dalam penilaian lapang ini adalah bidang kemasyarakatan, ekonomi, sosial, agama, dan lingkungan.