Gebyar Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) digelar dan dilakukan penilaian dalam serangkaian acara Sepekan Ing Kabupaten Madiun(Sepasma) di Alun-Alun Reksogati Caruban, Jumat 19/7/2019
Gapoktan tersebut dilibatkan dalam rangkaian hari jadi yang ke 451 Kabupaten Madiun, tujuan pertama adalah ikut meramaikan acara Sepekan Ing Kabupaten Madiun (Sepasma), tujuan kedua adalah dari dinas terkait ingin melihat sejauh mana tim penyuluh memberi materi dampaknya seperti dapat dilihat dari hasilnya. Sedangkan tujuan untuk Gapoktan adalah menjadi ajang silaturahmi dan juga ajang berdialog dari inovasi masing-masing kecamatan. Kemudian bagi masyarakat, agar mengetahui produk-produk pertanian yang dihasilkan dari kelompok tani yang ada di masing-masing desa.
Edy Bin tarjo Plt. Ka. Pertanian mengatakan, bahwa yang menjadi prioritas unggulan dalam Gapoktan di Kabupaten Madiun pertama adalah hasil budidaya terutama hasil bertani padi dari varietas dan metode baru, kedua hasil dari holtikultura meliputi hasil panen buah, tanaman hias dan juga sayuran, ketiga adalah hasil olahan seperti apa yang harus diinformasikan kepada masyarakat.
“Dari penilaian, para juara nantinya akan diberikan penghargaan berupa sertifikat dan juga uang pembinaan,” katanya.
Dengan adanya gebyar Gapoktan ini diharapkan ada saling tukan informasi antar Gapoktan. Dengan adanya komunikasi yang baik nantinya Gapoktan berkembang wilayah mana yang belum akan mencari informasi kepada yang sudah berhasil menciptakan suatu produk maupun menerapkan suatu metode. Dari hasil penyuluhan tim penyuluh, produksi padi semakin bertambah tahun semakin meningkat dengan menggunakan metode baru, yang sebelumnya panen rata-rata 6,7 ton per hektar bisa meningkat menjadi 6,9 bahkan sampi 7 ton per hektar.
“Bagi yang sudah bisa menginformasikan kepada yang belum tentang bagaimana budidaya, pengolahan dan metode pertanian itu yang kita harapkan,” ujarnya.
Bupati Madiun, Ahmad Dawami mengungkap sesuai dengan konsep bahwa Sepasma merupakan event untuk memunculkan produk Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Ia menilai Gapoktan di Kabupaten Madiun sudah cukup luar biasa, hanya tinggal menambahkan sedikit sentuhan dari Pemkab akan lebih baik laik. Terkait produksi menjadi ranah dari Dinas Pertanian, untuk finishing atau penyelesaian produknya ada pada Dinas Koperasi.
“Jadi integrasi antar OPD maksudnya seperti itu, dari koperasi nanti membantu kemasan dan juga pemasarannya,” katanya.
Dalam stand Gapoktan, terdapat tepung yang dapat dikembangkan dan diproduksi sendiri, ada kakao/cokelat, kopi dan masih banyak lagi berbagai macam produk olahan lain. Sebagai nahkoda pemerintah an Kabupaten Madiun, Ahmad Dawami mengapresiasi karena dari 15 stand kecamatan yang di Kabupaten Madiun pasti memiliki ikon yang berbeda, ada satu produk ciri khas atau unggulan yang berbeda dari yang satu dengan yang lain. Selanjutnya, setelah Sepasma berakhir Pemkab akan menentukan kecamatan yang dipandang pantas untuk menjadi agrowisata, akan ditentukan pula pemberian orientasi misal terhadap tanaman gambas yang telah dibudidayakan disalah satu kecamatan tersebut berpotensi mendapatkan keuntungan yang luar biasa ketika diproduksi.
“Yang ada sisi pariwisatanya ada lagi, ada stroberi dan masih banyak juga tanaman lainnya,” pungkasnya.