Dalam waktu dekat, Umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Pada umumya menjelang hari raya diikuti dengan lonjakan harga bahan pokok (bapok). Untuk itu, Pemkab Madiun, Jumat (30/4), menggelar Rapat Koordinasi dalam Rangka Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Kebutuhan Bahan Pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H bersama Tim Pengedalian Inflasi Daerah (TPID) di Graha Praja Mukti. Rakor ini dipimpin Sekda Tontro Pahlawanto dengan menghadirkan narasumber dari Bank Indonesia, Kantor BPS, Bulog, dan sejumlah Dinas terkait.
Analis Data Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah BI, Catherin Yensiska, menjelaskan bahwa berdasarkan data stastik harga bapok di Kabupaten Madiun relatif stabil. Di tengah pandemi seperti ini, yang menjadi tantangan TPID adalah bagaimana bisa memberi penguatan daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi nasional.
Wakil Pmpinan Kancab Bulog Madiun, Yudha Aji Pribawa, juga menjelaskan khusus stok beras di gudang Kancab Bulog Madiun hingga April sebanyak 16.000 ton, dengan asumsi jumlah tersebut bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri hingga akhir tahun. Selain itu, pada kwartal I (Januari – April) pihaknya telah menyerap/pengadaan setara beras dari petani sebanyak 8.000 ton. Stok tersebut memungkinkan bertambah seiring panen kedua sepanjang harga dan kualitas beras memenuhi kualitas.
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun pun menambahkan bahwa stok beras dan komoditas pangan lainnya di Kabupaten Madiun masih aman.
Tontro menyimpulkan khusus ketersediaan pangan di Kabupaten Madiun menjelang hari raya Idul fitri dalam kategori aman. Dirinya juga mengimbau seluruh jajarannya, bahwa dalam situasi pandemi ini bila ada operasi pasar harus mematuhi protokol kesehatan. “Saya juga mendukung layanan data komoditas berbasis digital dalam rangka memudahkan pemantauan stok maupun harga komoditas pangan,” tambahnya.