Sambangi Kabupaten Madiun, Menko PMK : “Kalau Ingin Negara Maju Berantas Angka Stunting”

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja di Desa Simo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Dalam kunjungan tersebut, dirinya disambut oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawami bersama Forkopimda Kabupaten Madiun, Rabu (26/1).

“Sesuai target Presiden Jokowi di 2024, angka prevalensi stunting 14 persen. Minimum per tahun kasus stunting harus turun 2,7 persen, bahkan kalau bisa lebih,” ujar Muhadjir. Dirinya menjelaskan, masih banyak masyarakat yang belum memiliki pemahaman tentang stunting. Mereka masih mengira stunting adalah masalah kurang gizi atau kerdil secara pertumbuhan, namun utamanya adalah masalah pertumbuhan volume otak.

Ia mengatakan penyebab tingginya angka kasus stunting di Indonesia dikarenakan kurangnya asupan gizi kronis, rendahnya cakupan akses air, dan sanitasi penduduk yang memiliki akses air minum berkualitas rendah. Dirinya mengapresiasiasi penanganan stunting di Kabupaten Madiun yang sudah memenuhi capaian mininum. “Kalau ingin negara kita maju maka kita harus berantas angka stunting” ujarnya.

Upaya pemberian tablet tambah darah (TTD) ke sekolah-sekolah untuk remaja putri dilakukan untuk meminimalisiasi perempuan usia muda mengalami anemia. Namun ia berharap agar tablet tersebut benar-benar diminum oleh para remaja sehingga program tersebut benar-benar terlaksana. “Tablet tambah itu rasanya gak enak, makanya banyak remaja kita yang diberi namun tidak diminum. Kita harus pastikan tablet tambah darah tersebut diminum kalau perlu minum ditempat atau difoto,” jelasnya.

 

Sementara itu, Bupati Madiun menuturkan di Kabupaten Madiun penanganan stunting tidak terfokus pada satu dinas saja. Namun, penanganan stunting dilakukan dengan sistem Integrated Development Plan yang artinya sinergitas seluruh OPD karena masalah stunting adalah masalah yang kompleks.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB PPPA) Suryanto menyampaikan untuk hasil timbang bulan Agustus 2021 sekitar 14,9 persen. “Perlu kami laporkan untuk Kecamatan Balerejo kasus stunting ada sekitar 173 orang atau sekitar 7,75 persen, sementara di Desa Simo ada 4 orang kalau dipresente 0,3 persen,” jelasnya. Dirinya menambahkan sudah membentuk tim pendamping keluarga yang didalamnya ada bidan, PKK, dan kader KB, semuanya berkolaborasi untuk menekan angka stunting di desanya masing-masing.
Selain itu, juga akan membentuk tim percepatan penurunan stunting.