Bersama Para Alim Ulama, Pemkab Madiun Bahas Kegiatan Keagaman di Tengah Pandemi

Dalam rangka persiapan menjelang Bulan Ramadan tahun 2020/1441 Hijriah, Pemerintah Kabupaten Madiun, Forkopimda, para alim-ulama, dan Kementerian Agama di Kabupaten Madiun menyelenggarakan rapat koordinasi guna merumuskan kegiatan keagamaan di tengah pandemi Covid-19, Selasa (14/4). Pembahasan dalam rapat tersebut ialah mencari solusi agar masyarakat Kabupaten Madiun nantinya dapat menjalankan ibadah sholat tarawih dan kegiatan keagamaan lain dengan aman dan tenang. Mengingat hal itu, Pemerintah Kabupaten Madiun meminta masukan dari Para alim ulama, yaitu Rois Syuriah PCNU, Ketua Tanfidiyah PCNU, Ketua MUI, Ketua FKUB dan Ketua Muhammadiyah.

Di sisi lain, jumlah pemudik yang telah mencapai 14.292 orang membuat Pemerintah Desa kewalahan untuk memantau keberadaannya. Namun pemudik sudah didata dan dihimbau untuk melakukan karantina, ungkap Bupati Madiun dalam sambutannya.
“Mengingat jumlah pemudik yang semakin hari semakin meningkat dan diprediksi sampai 20 ribu orang lebih, saya meminta tolong masyarakat untuk membantu dalam pengawasannya. Pemerintah tidak mampu sendiri, harus ada campur tangan masyarakat dan kesadaran pemudik”, tegas Bupati.

Beberapa kesepakatan dalam rapat ini antara lain, Pemerintah akan melakukan pemetaan masjid yang berada di zona merah. Selain itu Pemerintah juga akan menutup masjid yang berada di pinggir jalan besar, agar mushafir tidak beribadah di masjid tersebut. Sementara para pemudik dilarang untuk melaksanakan sholat berjamaah. Hal ini semua dilakukan untuk menekan penyebaran virus Corona.
“Dengan penutupan masjid, bukan berarti tidak ada aktifitas di dalamnya. Namun yang boleh melakukan aktifitas di masjid hanyalah para Takmir Masjid”, jelas Bupati dalam menyimpulkan hasil rapat.

Tidak hanya membahas tentang kegiatan keagamaan di Bulan Ramadan, rapat pagi ini juga membahas tentang penolakan jenazah yang mungkin terindikasi Covid-19. Bupati menghimbau agar masyarakat tidak perlu takut, karena penangan jenazah sudah sesuai dengan intruksi WHO.

Pada penghujung rapat, para alim ulama menyepakati dan mendukung langkah Pemerintah dalam pencegahan Covid-19. Artinya, masyarakat juga harus mendukung dan menghargai langkah ini. Rapat koordinasi dalam merumuskan kegiatan keagamaan akan terus dilakukan sesuai dengan perkembangan situasi pandemi Corona. (don-ols)