Bupati Madiun Ikuti Panen Raya Nusantara di Desa Ngetrep

 

Sebagai bentuk partisipasi Panen Raya Nusantara Serentak 1 Juta Hektar bersama Presiden RI, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan dan unsur Muspika Jiwan, melakukan panen raya padi di Desa Ngetrep, Kecamatan Jiwan, Sabtu (11/3/2023).
Sambil mengangkat batang padi yang digenggamnya, Bupati terlihat begitu bahagia karena selain dirinya memang dibesarkan dari keluarga petani, tanaman padi di desa tersebut begitu subur dengan buliran padi yang lebat dan bebas dari hama.

Berlimpahnya hasil panen ini tidak lepas atas dukungan Pemkab Madiun. Pasalnya, beberapa waktu lalu lahan pertanian di area ini kerap kebanjiran karena parit di sawah ini terlalu kecil. Akibatnya ketika hujan lebat, parit tidak mampu menampung tumpahan air hujan kemudian meluap menggenangi sawah milik masyarakat. Untuk itu, dalam kesempatan panen raya dan sedekah bumi ini, Kepala Desa Ngetrep menyampaikan terimakasihnya kepada Bupati Madiun karena saat dirinya bersama masyarakat menyampaikan masalah tersebut, langsung dijawab berupa pelebaran parit, hingga kini sawah-sawah mereka bebas banjir.

Saat ditemui, Bupati menjelaskan jika luas lahan di Kabupaten yang dipimpinnya adalah 32.324 ha, yang LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) 20.666 ha. Menurutnya, panen akan berjalan secara pelan dan hampir bersamaan di area persawahan Kabupaten Madiun. “Kalau bulan ini kita akan panen 10 ribu hektar. Dalam setahun, petani kita ada yang bisa panen 3 kali (padi), ada yang 2 kali, namun kita upayakan agar panen bisa 3 kali,” ujar Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing. Dirinya mengatakan jika panen raya ini bagian dari antisipasi untuk pengendalian inflasi jelang Ramadan dan Lebaran. Karena menurutnya, kalau hari ini panen, 10 hari ke depan saat Ramadan permintaan pasar meningkat, dan stok padi sudah tersedia. “Jadi Insyaallah bisa terkendali,” imbuhnya.

Ditanya ketersediaan pupuk, Bupati Madiun mengatakan selalu ada perbaikan mekanismenya termasuk di Dinas Pertanian dan Perikanan. Mengenai pupuk bersubsidi, tergantung jatah dari pusat namun yang jelas papuk dibagi rata. “Kalau kuota turun ya ikut turun, kalau naik ya ikut naik (jatah untuk petani),” akunya. Sadar Kabupaten yang dipimpinnya adalah lumbung padi, Bupati mengaku jika di tahun 2021 dan 2022, pihaknya sempat menggunakan APBD untuk mengcover ketersediaan pupuk, karena kuota dari pusat turun. Langkah ini diambil karena Bupati tidak ingin produk padi di Kabupaten Madiun menurun, selain membuat pupuk organik.

“Panen tahun lalu agak terganggu, karena setelah kita laborat tanah-tanah yang panennya tidak sukses, ternyata organiknya kurang. Hal itu bagian solusi untuk perbaikan struktur tanah,” ujarnya seraya menambahkan, jika makna sedekah bumi adalah ungkapan rasa syukur karena diberi kenikmatan panen yang baik dan kegiatan ini bagian dari doa.