Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Madiun telah menggelar Pelatihan Kepenulisan Sejarah untuk pelajar SMA/SMK/MA/sederajat. Pelatihan ini dilaksanakan dalam dua pertemuan, yaitu pada tanggal 26 Maret dan 2 April 2024. Pertemuan pertama berlangsung di Makam Kuncen Mejayan, sementara pertemuan kedua diadakan di ruang Pelatihan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Madiun. Pelatihan penulisan sejarah merupakan bagian dari upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam meningkatkan peran perpustakaan sebagai wadah pembelajaran sepanjang hidup bagi masyarakat. Kini, perpustakaan tidak hanya bertujuan untuk meminjam dan membaca buku, tetapi juga mengajak masyarakat untuk aktif terlibat dalam pembelajaran dan peningkatan kualitas hidup. Hal ini sejalan dengan paradigma baru yang mengedepankan inklusi sosial, di mana 70% dari kegiatan perpustakaan diarahkan pada melibatkan masyarakat, terutama siswa, untuk meningkatkan SDM.
“Anak-anakĀ diberi pelatihan supaya mereka memiliki bekal menulis sejarah kearifan lokal yang ada di desa atau kelurahan serta sekolahnya masing-masing dengan cara yang benar. Ini merupakan bekal bagi masa depan mereka. Setelah lulus, mereka akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti telah melaksanakan tugas dari pemateri,” ungkap Kus Hendrawan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Kus Hendrawan menambahkan bahwa melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), dinasnya akan terus memberikan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu langkahnya adalah dengan menghidupkan kembali perpustakaan desa dan memberikan pendampingan kepada UMKM, dengan mengedepankan kearifan lokal. “Mudah-mudahan pada tahun 2025, perpustakaan desa dapat didanai oleh dana desa sesuai mandatori dari Kementerian Desa. Kita sudah melakukan tugas kita dengan mengingatkan bahwa dana desa dapat digunakan untuk peningkatan dan pembangunan perpustakaan di desa,” tandasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 siswa-siswi SMA/SMK/MA dari seluruh wilayah Kabupaten Madiun. Salah satu narasumber dalam kegiatan ini, Adjar Putra Dewantoro, menjelaskan bahwa materi yang diberikan adalah tentang 10 pemajuan kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Madiun. “Yang ditekankan dalam pelatihan ini adalah kemampuan menulis, karena dari menulis akan terjadi transfer ilmu, pengalaman, dan pengetahuan yang mendukung kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan ini, kita ingin agar keberadaan 10 pemajuan kebudayaan di Kabupaten Madiun dapat dikenal dan lestari,” ungkapnya.
Kearifan lokal yang ada di Kabupaten Madiun, seperti ritual, pengetahuan, adat istiadat, olahraga, dan lainnya, disajikan oleh siswa-siswi Kabupaten Madiun yang mengikuti pelatihan ini. Harapannya, hasil dari pelatihan ini dapat disebarkan secara luas agar pemajuan budaya di Kabupaten Madiun dapat dikenal oleh masyarakat luas.