Iklim Investasi di Kabupaten Madiun Masih Stabil

 

Pihak Bea dan Cukai Madiun, Kamis siang (11/6) melakukan pertemuan dengan Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami, di Pendopo Muda Graha. Dalam pertemuan ini, Bupati yang didampingi Asisten II, Suyadi, dan kepada Dinas terkait menyampaikan bahwa iklim investasi di Kabupaten Madiun masih stabil di tengah Pandemi Covid -19 yang memang belum hilang.

Bahkan menurut Bupati, laju investasi di beberapa komoditas justru meningkat. Apalagi dengan adanya DD (Dana Desa) ADD (Alokasi Dana Desa), maka setiap desa diberikan keleluasaan untuk berinovasi dengan harapan menghasilkan produk berkualitas eksport.
“Dengan kolaborasi DD dan ADD, daya inovasi di desa akan tumbuh. Dan inovasi itu tidak boleh dimatikan, malah akan kita bimbing agar mereka tidak takut. Seperti rokok produksi rumahan yang memang belum memiliki ijin cukai, kita akan coba carikan solusi agar kegiatan ‘home industri’ itu tidak mati begitu saja,” ujar Bupati.

Jika inovasi di desa tumbuh, Bupati meyakini suatu saat semua desa di Kabupaten Madiun menjadi desa tangguh, industrinya tangguh dan pesantren tangguh yang muaranya menuju keluarga tangguh dan mandiri.
Menyangkut penanganan corona, Bupati menegaskan, pihaknya sudah membuat tim penanganan corona sejak 5 Maret, jauh sebelum pusat membentuk gugus tugas percepatan penanganan Covid – 19. Langkah itu diambilnya agar dampak yang ditimbulkan seperti dampak sosial ekonomi bisa diminimalisir sedini mungkin. Kalaupun terjadi, dampak ekonomi tidak jatuh terlalu dalam. Karena kalau itu terjadi, maka implikasinya virus corona akan ‘perang’ melawan kelaparan, dan yang menang adalah kelaparan.
“Kalau ada masyarakat yang ngomong, La wong saya lapar kok gak boleh kerja. Ini kan repot. Makanya sampai saat ini kinerja investasi dan ekonomi di Kabupaten Madiun tetap stabil,” jelas Bupati Madiun.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Madiun, Indra Setyawan, menambahkan kerajinan bonggol jati, empon-empon Porang dan keramik asal Kaibon merupakan komoditas unggulan yang sudah diekspor ke luar negeri. Sedangkan kopi masih dijual di pasaran lokal mengingat jumlahnya masih sedikit sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan pasar eksport. (don – nang /foto: hari/humas)