Jadi Idola, Festival Tumpeng Durian di Desa Suluk Tarik Banyak Pengunjung

 

Buah yang satu ini memang rasanya tidak tertandingi, manis dan sedikit pahit dalam sekali gigit. Teksturnya begitu lembut dan lumer di mulut. Satu lagi yang membuatnya semakin khas, yaitu baunya. Ya! Apa lagi kalau bukan Durian? Di Kabupaten Madiun banyak wilayah penghasil Durian, salah satunya Desa Suluk Kecamatan Dolopo. Pagi ini, digelar Festival Tumpeng Durian yang dibuat dari 600 Durian varietas lokal.

 

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, saat berkunjung di Desa Suluk, menyempatkan mengobrol dan mendengarkan aspirasi masyarakat setempat. Kaji Mbing, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa banyak berbagai jenis macam durian yang tumbuh di Desa Suluk, mulai Durian yang berumur 50 tahun hingga 200 tahun bahkan lebih. “Durian Desa Suluk memang top!”, akunya setelah mencoba satu buah Durian.

 

Kaji Mbing verharap, Desa Suluk menjadi desa wisata dengan potensi unggulan Durian dan buah lain seperti rambutan dan alpukat. Dirinya juga menyarankan pemerintah desa setempat untuk melakukan pelebaran jalan di Desa Suluk. “Nanti Kepala Dinas PUPR akan berkunjung kemari memberi masukan kepada Kepala Desa, BPD,dan RT terkait teknisnya”, terangnya.

 

Terkait Durian dari Desa Suluk yang menjadi idola, salah satu pengunjung Agung dari Ponorogo mengatakan bahwa sensasi makan Durian langsung di Desa Suluk memang berbeda. “Bisa merasakan suasana pedesaan”, ujarnya mantap.

 

Perlu diketahui, harga Durian di Desa Suluk sangat terjangkau. Untuk Durian berukuran besar dibandrol dengan harga Rp 60.000 hingga Rp 70.000, sedangkan ukuran kecil berkisar Rp 30.000 hingga Rp 40.000.