Pemkab Madiun Pantau Lumbung Padi Tingkat RT dan RW yang Masih Aktif Secara Rutin

Pemkab Madiun melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) bersama Dinas Pertanian dan Perikanan melalukan monitoring lumbung padi di tingkat RT dan RW, Senin (18/9/2023). Budaya menyimpan gabah pada lumbung sudah ada sejak dahulu dan masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat sebagai upaya menjaga ketersediaan pangan. Saat panen petani menyimpan sebagian hasil panen di lumbung dan ketika paceklik atau usai masa tanam, gabah bisa dikeluarkan dari lumbung. Seiring perkembangan zaman, dalam setahun petani bisa panen sebanyak tiga kali.

Analis Ketahanan Pangan Ahli Muda Rahayu Pujiastuti, menjelaskan bahwa di Kabupaten Madiun terdapat 147 lumbung padi yang masih aktif. Pihaknya secara rutin melakukan monitoring untuk mengetahui ketersediaan pangan. Lumbung yang pengelolaamnya masih bagus secara administrasi, meskipun sedikit akan dimaksimalkan. Lebih lanjut Tutik mengatakan, rencana ke depan lumbung padi yang masih aktif akan dibina oleh Pemda. “Untuk lumbung padi yang masih aktif dalam bentuk gabah akan kita bina lagi ke usaha ekonomi produktif, jadi tidak hanya menyimpan gabah saja,” ujarnya. Ia menambahkan lumbung menyediakan bahan baku kemudian disetorkan ke penggilingan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Pemkab Madiun memiliki Toko Mitra Tani (TMT) yang menjual hasil pangan seperti yang di hasilkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan lainya.

Sementara itu pengurus lumbung padi Dusun Bangka Desa Tulung Rejo, Mariadi, mengatakan bahwa anggota lumbung padi di Dusunnya sudah berdiri sejak tahun delapan puluhan dan masih aktif hingga sekarang. Dalam kelompoknya masing-masing KK menyetor gabah 10 Kg setiap panen. Pemanfaatanya selain menjaga ketersediaan pangan dan simpan pinjam, yakni untuk keperluan lingkungan seperti penerangan jalan, membuat jembatan, dan lain-lain.