Makna Busana Adat yang Dikenakan Bupati Madiun dan Wakil Bupati Madiun Saat Detik-Detik Proklamasi Upacara HUT ke 78 Kemerdekaan RI

Pakaian Adat Kabupaten Madiun memiliki ciri khas dan filosofi tersendiri baik dari segi literatur, maupun sosiokultural. Ketua tim riset kajian pakaian adat Ajar Putro Dewantoro menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan kajian secara mendasar dan mengkomparasikan sesuai dengan kesejarahan dari busana adat dan busana khas. “Adapun Busana adat yang di Kenakan oleh Bupati Madiun Ahmad Dawami dan Wakil Bupati Madiun Hari wuryanto saat Detik-Detik Proklamasi Upacara HUT ke 78 Kemerdekaan RI yakni Beskap Pangeranan Madiunan”, kata Ajar.

Kelengkapan busana adat antara lain blangkon Senopati Madiun. dengan corak parang klitik ukuran 4 cm, untuk pimpinan tidak menggunakan kemudo atau (tanda di samping telinga) dan biasanya hanya keturunan kesultanan Jogjakarta saja yang berhak memakainya. Sedangkan untuk ASN kemudo coklat, abdi dalem rumah tangga kemudo biru, tokoh agama kemudo putih, dan masyarakat kemudo merah. Blangkon Senopati secara historis mengisahkan era kerajaan kesultanan Mataram. Banyak tokoh Madiun yang menjadi Senopati perang seperti putra Bupati Ronggo Prawiro dirjo tiga, yaitu Sentot Ali Bashya Prawiro dirjo yang menjadi senopati pada perang Pangeran Diponegoro. Kemudian Untuk Wanita yang tidak berhijab menggunakan Sanggul tekuk Solo, untuk istri Bupati dan Wakil Bupato jika berhijab menggunakan warna emas, sedangkan ASN warna menyesuaikan.

Berikutnya Beskab Pangeranan Madiunan warna hitam dengan detail ornamen motif ukiran yang ada di Masjid Banjarsari berupa rantai infiniti yang terhubung dan tidak terputus. Rantai ini melambangkan semangat kegotong royongan kebersamaan masyarakat untuk maju dan guyub rukun handarbeni, layaknya ibadah sholat lima waktu yang tak boleh terputus. Warna ornamen emas digunakan untuk Bupati dan Wakil Bupati, sedangkan ASN bordir ornamen berwarna merah. Kancing baju ada lima melambangkan rukun Islam dan Lima Sila Pancasila. Lebih lanjut Ajar menjelaskan bahwa untuk Ibu mengenakan Kebaya kurung Ratu Kencono dengan ornamen yang sama. Sebagai Pembeda Istri Bupati dan Wakil Bupati panjang baju 7 cm di bawah lutut, Pimpinan OPD wanita 5 cm di bawah lutut, dan Masyarakat selutut.

Selanjutnya Stagen Pria menggunakan warna merah dengan ornamen logo Kampung Pesilat. Adapun bawahan untuk Bupati dan Wakil Bupati yakni jarik parang klitik Sogan Solo warna coklat sedangkn untuk masyarakat menggunakan jarik putih dengan 27 motif batik yang ada di kabupaten Madiun dikombinasikan menjadi satu. Ajar menambahkan untuk alas kaki menggunakan desain tersendiri dengan filosofi terasiring sawah di Kabupaten Madiun.

Perlu di ketahui bahwa pakaian adat dikenakan pada saat acara sakral kenegaraan ataupun promosi jabatan di lingkup Pemkab Madiun.