Pemkab dan Para Alim Ulama Rundingkan Ketentuan Perayaan Idulfitri di Tengah Pandemi

Mengingat semakin meningkatnya jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Korona di Kabupaten Madiun dan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol Covid-19 yang dinilai masih kurang, Pemkab. Madiun mengundang para alim ulama guna meminta masukan terkait perlu tidaknya pelaksanaan perayaan Idul Fitri di wilayah Kabupaten Madiun. Untuk itu Jum’at malam (15/5), Pemerintah Kabupaten Madiun bersama Forkopimda dan para alim ulama se-Kabupaten Madiun menggelar rapat tentang perayaan Idul Fitri 1441 H/2020 M dalam situasi pandemi Covid-19.

Dalam rapat yang digelar di Pendopo Ronggo Djoemeno tersebut, Bupati menjelaskan bahwa kita tidak bisa menjamin kesehatan terhadap Virus Korona. Menurutnya, saat ini yang paling utama adalah menjaga diri masing-masing dengan displin dan sadar diri dengan mematuhi protokol Covid-19. Lanjutnya, untuk mengurangi jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Virus Korona, maka perlu dibahas lebih lanjut tentang pelaksanaan Perayaan Idul Fitri di Kabupaten Madiun agar tetap aman dan tidak menambah penyebaran virus.

Di sela rapat, Bupati menceritakan kisah proses evakuasi pasien positif Covid-19 yang sempat melibatkannya dalam adu argumentasi yang sangat alot. Namun pada akhirnya, keluarga mengizinkan pasien tersebut dievakuasi tim medis untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Dolopo. Tak disangka, perdebatan yang terekam dalam video itu mendadak viral di media sosial, hingga akhirnya sampai ke keluarga Bupati. Sesampainya di rumah, ia tidak diperbolehkan masuk mendekat oleh anaknya dan disuruh tidur diluar. Dengan lembut, Bupati memberikan pengertian bahwa dirinya sudah dalam keadaan bersih, mandi dan sudah ganti baju.

Dialog sesaat dengan putranya itu membuat beliau berpikir panjang. Tetapi bukan memikirkan dirinya, melainkan ratusan tim gugus tugas pencegahan dan penanganan COVID-19 yang ada di wilayahnya. Sebagai Kepala Daerah dirinya membayangkan bagaimana kondisi serupa juga dialami anggota gugus tugas, khususnya tim medis yang bersentuhan langsung dengan pasien positif COVID-19.

“Dari pengalaman saya itu, saya membayangkan bagimana tim medis dan anggota gugus covid-19 yang lain saat di lapangan dan ketika pulang ke rumah keluarganya. Begitu berat beban psikologis yang harus dihadapi. Rasa kangen, sayang dan khawatir berbaur jadi satu,” tutur Bupati

Dalam hal ini, beliau berharap agar pelaksanaan perayaan idul fitri di Kabupaten madiun berjalan aman, dan semua masyarakat semakin disiplin tentang bahaya covid-19 ini. Hasil dari rapat ini nantinya akan menjadi pedoman Bupati guna membuat Surat Edaran (SE) tentang tata laksana perayaan Hari Raya Idul Fitri di wilayah Kabupaten Madiun. (don-ols)