BUPATI AJAK MASYARAKAT HILANGKAN IMAGE BURUK PKI DARI KABUPATEN MADIUN

Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) menggelar Sosialisasi Integrasi Bangsa. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan peran masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan dalam tatanan normal baru dan mewujudkan pemantapan ketahanan bangsa di Kabupaten Madiun.

Sosialisasi yang digelar di Graha Eka Kapti, Rabu (9/9)  ini dibuka oleh Bupati H. Ahmad Dawami dan disaksikan Kepala Badan Kesbangpoldagri Sigit Budiarto, serta diikuti 46 peserta perwakilan dari Kecamatan, Desa, paguyuban pekerja seni, FKUB, Ormas, UMKM, LSM, PKL dan perguruan pencak silat. Kodim, Polres dan Dinas Kesehatan mengisi materi pagi ini.


Dalam sambutannya, Bupati menegaskan bahwa acara ini sangat penting untuk meningkatkan rasa nasionlisme bagi masyarakat dalam rangka menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Bupati menyampaikan 2 hal, pertama pentingnya untuk memerangi COVID – 19 dan meluruskan sejarah terkait peristiwa pemberontakan PKI September 1948. Menurutnya, pemicu peristiwa September di Kabupaten Madiun tidak lepas dari situasi politik nasional saat itu. Tokoh nasional yang tidak legowo kemudian melancarkan aksi brutal dan sayangnya yang menjadi tempat aksinya di wilayah Kabupaten Madiun.

Sebenarnya, lanjut Bupati, organisasi terlarang ini tidak lahir di Madiun. Sebaliknya, orang Madiun menolak dengan melakukan perlawanan selama 12 hari sebelum akhirnya berhasil memukul mundur PKI. Laskarnya ini menjadi embrio lahirnya tentara Siliwangi. “Jadi PKI itu cuma 2 hari menguasai Kabupaten Madiun. Tapi ironisnya, image buruknya masih melekat sampai saat ini,” tandas Bupati merasa tidak adil.

Untuk itu, Bupati mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Madiun untuk merubah image buruk itu, karena aksi itu bukan dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Madiun. Bahkan Bupati mengajak masyarakat agar menolak jika Kabupaten Madiun dikaitkan dengan peristiwa berdarah 48 itu, sekalipun hanya candaan karena ini menyangkut nasib anak cucu. Apalagi kalau dikaitkan dengan Visi Misi Kabupaten Madiun, maka tragedi September 48 itu sangat kontras dengan kondisi masyarakat Madiun yang religius dan ber-Ketuhan-an.


Dalam kesempatan ini pula, Bupati tidak bosan-bosannya mengajak semua peserta agar tidak kendor melawan COVID – 19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.