Bupati Madiun Hadiri Rakor Pengendalian COVID-19, Diprediksi Bulan Februari Puncaknya

Perkembangan COVID-19 di Indonesia kini sedang mengalami tren naik apalagi dengan adanya varian terbaru Omicron. Guna mensiasati pengendalian COVID-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengadakan rapat koordinasi pengendalian COVID-19 dan penanganan Pekerja Migran Indonesia di Jawa Timur, Senin (24/1).

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, hadir dalam kesempatan tersebut. Kegiatan ini diselenggarakan di Grand City Mall Surabaya yang dihadiri oleh Bupati dan Wali Kota se-Jawa Timur dan Forkompimda Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur.

Gubernur Jatim Khofifah menuturkan mobilitas masyarakat mulai cenderung naik. Dirinya menyampaikan kasus di Indonesia diprediksi memuncak di bulan Februari, sehingga perlu kolaborasi untuk melindungi 270 juta rakyat Indonesia.

Terkait Pekerja Migran Indonesia menyampaikan agar para PMI memberikan fasilitas yang baik. Dirinya memastikan agar para PMI harus pulang ke rumah dalam keadaan yang sehat. Dirinya berpesan kepada para kepala daerah agar memberikan fasilitas dengan menjemput para PMI yang sudah selesai dilakukan isolasi. ” Mohon bapak ibu Bupati Wali Kota berkenan menjemput mereka (para PMI),” jelasnya.

Gubernur berpesan agar seluruh para kepala daerah dan forkompimda di kabupaten dan kota di Jawa Timur tidak lelah untuk terus mengedukasi masyarakat.

Sementara itu, Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Prof Windhu Purnomo menyampaikan varian Omicron di Jawa Timur diprediksi akan mencapai puncak pada Februari atau awal Maret. Namun, peningkatan kasus tidak akan setinggi kasus Covid-19 varian Delta pada Juni, Juli, dan Agustus 2021.

”Puncak varian Omicron di Jawa Timur diprediksi terjadi Februari. Total kasus kami prediksi ada seperlima dari kasus tahun lalu sebanyak 1.198 pasien. Artinya akan ada 225 pasien Covid-19 varian Omicron,” kata Windhu

Dirinya menambahkan memprediksi kasus konfirmasi total itu akan terjadi 45 hari setelah kasus Covid-19 varian Omicron terdeteksi pertama kali di Jawa Timur. Kasus pertama di Jatim adalah pada 14 Januari. Bila dihitung sesuai prediksi Windhu, kasus puncak akan terjadi pada 9 April.

Dalam kegiatan tersebut nampak hadir, Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur H. Emil Elistianto Dardak, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, Panglima Koarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Mohamad Dofir, serta
Pakar Epidemiologi dari Unair Surabaya Prof. Windhu Purnomo.