Kenang Pahlawan Revolusi G30S/PKI, Pemkab Madiun Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Upacara Hari Kesaktian Pancasila, yang diperingati setiap tahun untuk mengenang para pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI, kembali digelar dengan khidmat di Kabupaten Madiun. Dengan tema “Pancasila Pemersatu Bangsa menuju Indonesia Maju”, upacara peringatan tahun 2023 ini berlangsung di Monumen Kresek Desa Kresek Kecamatan Wungu, Minggu (1/10/2023).

Bertindak sebagai inspektur upacara, Penjabat Bupati Madiun, Tontro Pahlawanto, sementara Kapten Inf Adi Wito Saroni, yang kesehariannya sebagai Danramil 0803-06/Gemarang, bertindak sebagai Komandan upacara. Naskah Ikrar dibacakan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Madiun, Slamet Rijadi.

Ditemui seusai upacara, Tontro menjelaskan makna dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila. “Upacara Hari Kesaktian Pancasila ini dilaksanakan setiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Madiun untuk mengingatkan bahwa pemberontakan G30S/PKI adalah bagian dari sejarah yang pahit dalam lingkungan kita. Kami berharap bahwa peristiwa tersebut dapat menjadi peringatan bagi masyarakat Kabupaten Madiun, agar tidak ada lagi gerakan serupa yang muncul di wilayah kami. Hal ini sangat penting untuk menjaga keutuhan NKRI dan Negara Republik Indonesia, serta untuk melestarikan eksistensi negara ini bagi generasi berikutnya.”

 

 

Tontro juga menjelaskan upaya Pemerintah Kabupaten Madiun dalam menghapus stigma yang melekat pada masyarakatnya terkait dengan PKI. Ia mengatakan, “Di dunia pendidikan, kami telah memasukkan muatan lokal yang berkaitan dengan sejarah Kabupaten Madiun. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Madiun hanyalah tempat peristiwa, bukan basis pemberontakan PKI yang melibatkan masyarakat Kabupaten Madiun. Kami melaksanakan hal ini melalui kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah, mulai dari SD hingga SMP, sebagai bagian dari tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Madiun.”

 

 

Sementara itu, Heri Purwadi, Ketua Pokdarwis Desa Kresek, memberikan penjelasan tentang sejarah yang ia pelajari dari para tokoh dan literasi buku terkait peristiwa tersebut. Ia mengungkapkan, “Tokoh-tokoh yang gugur di Desa Kresek bukan hanya berasal dari Kabupaten Madiun, tetapi dari seluruh Madiun Raya. Mereka yang menghalangi rencana PKI Muso dan Amir Sjarifuddin pasti menghadapi nasib tragis, seperti pembantaian, pembunuhan, penculikan, penahanan, dan lainnya. Sebagian yang ditahan bahkan dibawa ke Desa Kresek, yang kemudian menjadi dasar bagi pembangunan monumen ini. Harapannya adalah agar masyarakat memahami bahwa Desa Kresek hanya menjadi tempat pembantaian tokoh-tokoh tawanan PKI, bukan pusat komando PKI di Madiun.”

 

Usai upacara, peserta upacara diberikan pemahaman lebih lanjut tentang kisah kelam masa lalu melalui penjelasan sejarawan dan Ketua Pokdarwis Desa Kresek, sembari melihat relief-relief yang menggambarkan kekejaman yang terjadi pada masa tersebut di Kabupaten Madiun. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila diharapkan dapat terus mengingatkan masyarakat akan pentingnya memahami dan menjaga Pancasila sebagai ideologi negara dan fondasi bangsa Indonesia.