Pimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Bupati: “Tokoh PKI Itu Bukan Orang Madiun!”

Bisa dipastikan setiap tahun tepatnya 1 Oktober, Pemkab Madiun melaksanakan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dipusatkan di Monumen Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Hal ini sebagai bentuk pengingat bagi semua terutama generasi penerus, bahwa pada 74 tahun silam di monumen ini terjadi peristiwa memilukan yang dilakukan PKI.

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, memimpin upacara sebagai Inspektur Upacara. Sementara peserta upacara dari kalangan TNI/Polri, ASN, mahasiswa dan pelajar. Hadir pula Wakil Bupati H. Hari Wuryanto, Sekda Tontro Pahlawanto, jajaran Forkopimda, dan sejumlah pimpinan OPD.

Usai upacara, Bupati, Wakil Bupati dan forkopimda didampingi istri menuju patung yang menggambarkan begitu bengisnya PKI dalam melakukan aksinya dulu. Bupati Madiun menegaskan tokoh PKI yang melakukan pemberontakan adalah Amir Syarifudin dan Muso yang notabene bukan orang Madiun. Pada 17 September 1948 silam dari Magetan hingga Blora dibuat kacau oleh PKI. Kemudian 18 September 1948 di Madiun dideklarasikan Republik Soviet Madiun. Mendengar hal itu, masyarakat bersama Pasukan Siliwangi melawan setelah 12 hari kemudian, tepatnya 30 Septermber Madiun kembali ke pangkuan NKRI.

“Jadi dari hasil rapat, mereka memposisikan Madiun sebagai pusat aksi. Dan sepenggal sejarah ini sudah sering disampaikan dalam edukasi agar pemahamannya sama. Tidak ada tokoh PKI dari Madiun. Justru tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat Madiun jadi korban kekejaman PKI,” tandas Bupati.

Untuk itu, Bupati mengaku terus berjuang menghilangkan stigma yang menyebut masyarakat Madiun terlihat PKI, lewat edukasi maupun pembangunan beberapa situs sejarah di Kabupaten Madiun. Nampak pelajar dan mahasiswa mendapat penjelasan sejarah tentang peristiwa pemberontakan PKI dari mas Gayeng, Arsiparis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkab Madiun.