Wabup Hari Tinjau Pembangunan Infrastruktur Mulai Dari Sektor Olahraga, Pertanian, Hingga Shelter ODGJ

Wakil Bupati Madiun H. Hari Wuryanto, meninjau sejumlah pembanguan infrastruktur oleh Pemkab Madiun. Dalam kunjungannya tersebut Wabup turut didampingi oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, dan sejumlah pimpinan perangkat daerah, Kamis (22/6/2023).

“Kami berharap semoga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat sesuai visi Kabupaten Madiun yang aman, mandiri, sejahtera, dan berakhlak,” ujar Wabup Hari dalam wawancara dengan awak media. Adapun peninjauan kali ini meliputi pengerjaan pengerukan lahan GOR Pangeran Timoer, Pembangunan Sumur Jaringan Irigasi Air Tanah di Desa Klitik, Pembangunan Sumur Jaringan Irigasi Air Tanah di Desa Jatirejo, Pembangunan Sumur Jaringan Irigasi Air Tanah di Desa Dimong, Pembangunan Sumur Jaringan Irigasi Air Tanah di Desa Nglambangan, dan Pembangunan Rumah Singgah (Shelter) di Dinas Sosial.

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Madiun menyasar berbagai segmen, seperti pengerukan lahan GOR Pangeran Timoer yang nantinya akan menjadi sport center. “Salah satunya kita membangun infrastruktur di bidang olahraga, harapannya masyarakat sehat semua,” jelas Wabup.

Tak hanya terkait olahraga, di bidang pertanian pemberian fasilitas Jaringan Irigasi Air Tanah yang diharapkan memberikan keringanan bagi para petani dalam menanam padi dan tanaman lainnya.

Sambil menyapa masyarakat sekitar, Mas Hari sapaan akrab Wakil Bupati Madiun, menitip pesan agar masyarakat merawat dan menjaga infrastruktur yang telah dibangun. “Infrastruktur yang telah kita bangun tanpa perawatan tidak akan terjadi berkelanjutan. Jadi saya titip, saling menjaga agar kebermanfaatan ini mampu berlanjut,” jelasnya.

Kemudian, terkait rumah singgah (Shelter) yang berada di Dinas Sosial menjadi wujud perhatian Pemkab Madiun dalam mengawal warga Kabupaten Madiun yang memiliki kondisi gangguan kejiwaan.

Melalui shelter tersebut, menjadi rumah sementara sebelum dibawa ke Rumah Sakit Jiwa yang layak dan memadai. Shelter ini diharapkan mampu menjadi tempat pertama penanganan ODGJ. Dengan identifikasi, apabila terdapat ganguan kejiwaan yang ringan bisa disembuhkan tanpa harus dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. “Kita ingin masyarakat kita yang memiliki gangguan kejiwaan bisa kembali sehat dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.